
KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ
Marissa Haque saat berkampneye bersama Wali Kota Bandung Dada Rosada di Kecamatan Ujung Berung, Bandung.
Marissa Haque saat berkampneye bersama Wali Kota Bandung Dada Rosada di Kecamatan Ujung Berung, Bandung.
Kamis, 5 Februari 2009 | 21:49 WIB
JAKARTA, KAMIS — Mantan politisi PDI-P yang kini hijrah ke PPP, Marissa Haque, menyadari, figur publik memang bukan jaminan bisa melenggang jadi calon wakil rakyat dan berkantor di Senayan. Marissa, atau politisi yang kerap disapa “Mbak Ica” ini mengaku, punya trik khusus untuk mendapatkan dukungan. Terlebih, daerah pemilihannya (dapil) I Jawa Barat, diisi oleh para politisi andal.
“Saya tak begitu risau dengan putusan MK itu. Yang terpenting sekarang ini sudah harus rajin turun ke bawah, menjalin hubungan dengan konsituen. Berusaha membaur dengan mereka,” kata Marissa Haque kepada Persda Network, Kamis (5/2).
Istri mantan penyanyi rock ini mengaku, kini sudah berhasil merektut sekitar 5.000 tukang sate di Kota Bandung yang akan memberikan dukungan kepadanya. Dukungan para tukang sate yang mayoritas asli Madura, Jawa Timur, ini diakuinya adalah modal menghadapi para caleg lainnya di pemilu legislatif yang sedianya akan digelar pada bulan April nanti.
“Alhamdulillah, saya sudah mengumpulkan sekitar 5.000 tukang sate di Bandung. Saya pakai metode air, mengalir begitu saja. Tanpa ada iming-iming janji yang muluk-muluk. Sebagai perempuan, dengan adanya dukungan itu tak membuat saya khawatir, apalagi siapapun yang terpilih nanti tentunya sudah kehendak dari rakyat yang memilihnya,” katanya.
“Putusan MK bagi saya adalah keputusan yang manusiawi kok. Siapa pun caleg, dari partai mana pun, tentunya beranggapan sama seperti saya. Tak perlu ada yang harus dirisaukan,” kata Marissa.
Lain lagi cerita politisi perempuan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga Ketua DPP PKS Bidang Kewanitaan Hj Ledia Hanifa, M.Ps. Ledia kebetulan satu dapil dengan Marissa Haque, dapil Jabar I. Politikus wanita kidal ini mengaku tak punya strategi menarik untuk menjaring konsituen. Waktu luang yang tersedia ia pergunakan dengan baik untuk menyapa warga Kota Bandung. Saking seringnya menemui warga, Ledia mengaku lupa untuk mandi.
“Kalau sudah mengunjungi warga, bisa sampai pagi, pulang larut malam. Sebagai wanita, kodratnya harus tetap dikedepankan, terus memantau perkembangan anak di tengah jadwal serta kesibukan yang padat sekarang ini. Bahkan, kadang sampai kelupaan mandi. Sudah konsekuensi,” aku Ledia.
“Yang paling diutamakan kan komunikasi. Berkomunikasi dengan keluarga jangan sampai lupa. Berkomunikasi dengan umat tentu tak dilupakan juga dong. Bagi saya, keputusan MK yang menetapkan suara terbanyak adalah sebuah konsekuensi yang harus kami jalankan. Bukan risiko, tetapi tantangan yang dijalankan harus dengan percaya diri dan insyaAllah penuh keyakinan,” kata Ledia.
Daerah pemilihan Jawa Barat, salah satu dapil yang paling menarik. Di sana bertabur nama-nama beken untuk saling berebut menjadi wakil rakyat yang harus mendapat mandat dari rakyat. Selain nama Marissa Haque dan politisi PKS Ledia Hanifa, ada juga nama-nama seperti Rieke Diah Pitaloka (Oneng) caleg PDI-P, Tere (Partai Demokrat), Deri Drajad (PAN), atau Rachel Maryam (Gerindra). Berdasar data KPU, dari 11 dapil Jabar ada 1.806 caleg yang akan bertarung. Figur artis Tengku Firmansyah (PKB), dan Ahmad Wijaya atau Bangkit Sanjaya (Golkar) juga melakukan peruntungan nasib di Jawa Barat. (Persda Network/Rachmat Hidayat)